Timnas Indonesia Dibekuk Jepang, Evaluasi untuk Audero

Kekalahan 0-6 dari Jepang, Timnas Indonesia Dapat Banyak Evaluasi
Jepang Tekan Sejak Awal, Indonesia Kesulitan Bernapas
Bolasport77 – Jepang membekuk Timnas Indonesia dengan skor telak 0-6 pada laga terakhir Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 putaran ketiga di Suita City Football Stadium, Osaka, Selasa malam (10/6/2025), dan meninggalkan banyak catatan penting bagi skuad Garuda.
Mantan penjaga gawang timnas Indonesia, Kurnia Sandy, memberikan pandangannya terkait kekalahan tersebut. Ia menilai Jepang langsung menekan sejak peluit awal dibunyikan. Menurutnya, tim berjuluk Samurai Biru tampil dengan intensitas tinggi dan menekan setiap pemain Indonesia yang menguasai bola.
“Sejak awal, Jepang tidak ingin malu di depan pendukungnya. Mereka melakukan pressing ketat ke setiap pemain kita, membuat kita sering terlambat mengambil keputusan karena kurangnya dukungan dari rekan satu tim,” jelas Kurnia kepada bolasport77.com.
Jepang Bekuk Timnas Indonesia, Romeny Terisolasi dan Lini Depan Gagal Menyerang
Karena tekanan konstan dari Jepang, Indonesia kesulitan membangun serangan dari belakang. Para pemain belakang akhirnya memilih untuk mengirim bola langsung ke depan, berharap Ole Romeny bisa menciptakan peluang. Namun, lini pertahanan Jepang terus mengawal ketat pemain keturunan Belanda itu.
Minimnya sokongan dari lini kedua membuat Romeny terisolasi di lini depan. Alhasil, Indonesia tidak mampu menembus pertahanan lawan dan nyaris tidak menciptakan ancaman berarti sepanjang laga.
Jepang Bekuk Timnas Indonesia dan Manfaatkan Kerapuhan Pertahanan
Kurnia Sandy juga menyoroti buruknya antisipasi pemain belakang timnas Indonesia. Ia menilai dua gol awal Jepang terjadi karena para pemain Garuda terlalu memberi ruang dan tidak memberikan tekanan yang cukup kepada lawan.
“Lawan bisa melewati dua hingga tiga pemain kita tanpa hambatan. Ini menunjukkan lemahnya pressing dan kurangnya koordinasi dalam bertahan. Kita harus meningkatkan kemampuan membaca permainan dan memperbaiki respons terhadap pergerakan lawan,” ujarnya.
Kelemahan ini memudahkan Jepang menciptakan peluang berbahaya secara beruntun, yang pada akhirnya berbuah gol demi gol.
Emil Audero Dapat Sorotan, Tapi Bukan Satu-Satunya Masalah
Meskipun Emil Audero tampil sebagai starter di bawah mistar gawang, Kurnia menilai Audero bisa mencegah gol pertama dari Daichi Kamada jika ia menempatkan posisi dengan lebih tepat.
“Gol pertama terjadi karena kesalahan teknis dalam posisi saat menghadapi sundulan. Namun, bukan hanya kiper yang harus disalahkan. Reaksi pemain lain terhadap pergerakan Jepang juga terlambat,” tambahnya.
Kurnia menegaskan bahwa secara keseluruhan, lini pertahanan Indonesia belum cukup solid untuk menghadapi tekanan dari tim-tim papan atas Asia seperti Jepang.
Masih Tertinggal dari Kekuatan Asia
Menutup komentarnya, Kurnia Sandy menyebut kekalahan ini sebagai gambaran nyata bahwa Indonesia masih harus banyak berbenah. Ia mengakui bahwa jarak kualitas antara timnas Indonesia dan tim-tim elit Asia masih cukup lebar.
“Kita harus jujur mengakui, saat ini kita masih kalah kelas dari Jepang. Kekalahan ini menjadi pelajaran penting dan bahan evaluasi ke depan,” tegasnya.
Kesimpulan: Evaluasi Menyeluruh Diperlukan
Kekalahan telak dari Jepang tidak hanya soal skor, tetapi juga soal performa secara keseluruhan. Tekanan intens dari Jepang sejak awal pertandingan, lemahnya koordinasi antar lini, serta kurangnya inisiatif serangan menjadi sejumlah masalah utama. Emil Audero memang mendapat sorotan, namun persoalan timnas Indonesia lebih luas dari sekadar performa satu pemain. Kini, tim pelatih harus segera melakukan evaluasi menyeluruh jika ingin bersaing lebih kompetitif di level Asia.
Ikuti perkembangan berita sepak bola Indonesia dan internasional di @bolasport777 dan bolasport77.com