Tifo untuk Xana Enrique Jadi Momen Paling Menyentuh di Final Liga Champions

0
Tifo untuk Xana Enrique

PSG Raih Kemenangan Bersejarah Sambil Enrique Tampilkan Momen Emosional untuk Xana

PSG Angkat Trofi Liga Champions, Enrique Persembahkan untuk Putri Tercinta

Bolasport77 – Tifo untuk Xana Enrique menjadi momen paling menyentuh di final Liga Champions saat Paris Saint-Germain mencatat sejarah dengan menjuarai trofi pertama mereka usai menaklukkan Inter Milan 5-0 di Munich, Sabtu (31/5/2025) malam waktu setempat. Momen ini tidak hanya berarti bagi klub, tetapi juga bagi pelatih Luis Enrique.

Sesaat setelah peluit akhir dibunyikan, Enrique langsung mengenakan kaus bertuliskan “Xana Foundation”, sebagai bentuk penghormatan untuk mendiang putrinya, Xana Enrique, yang wafat pada 2019 karena kanker tulang langka. Momen tersebut menjadi simbol bahwa di balik kemenangan besar PSG, ada kisah personal yang sangat menyentuh.

Tifo Mengenang Xana: Emosi Mengalir di Tengah Euforia Kemenangan

Saat para pemain PSG merayakan gelar juara, para suporter membentangkan tifo besar di tribun. Gambar itu menampilkan sosok Xana kecil, mengenang momen ikonik di Final Liga Champions 2015 ketika ia berlari ke tengah lapangan Berlin usai Enrique membawa Barcelona menang 3-1 atas Juventus.

Luis Enrique tak kuasa menahan emosinya saat melihat banner tersebut. Ia menyampaikan rasa terima kasihnya kepada para fans yang telah mengenang putrinya dengan cara yang begitu berarti.

“Saya sangat bahagia. Momen itu sangat emosional, terutama ketika saya melihat banner dari para pendukung untuk keluarga saya,” ujar Enrique dalam wawancara bersama Sky Sports.

Tifo untuk Xana Enrique, Sosok yang Selalu Hadir dalam Hidup dan Karier Luis Enrique

Meski telah enam tahun berlalu sejak Xana pergi, Luis Enrique mengaku bahwa putrinya tetap menjadi bagian dari hidup dan motivasinya dalam berkarier. Ia tidak membutuhkan trofi untuk mengingat sang anak, karena Xana selalu hadir dalam setiap perjuangan, baik saat menang maupun kalah.

“Saya selalu memikirkan putri saya. Momen ini sangat indah, tapi saya tidak harus menjadi juara Liga Champions untuk mengingatnya. Xana selalu bersama kami, apalagi ketika kami mengalami kekalahan,” ungkapnya dengan suara bergetar.

Enrique juga menekankan bahwa keluarganya selalu menjaga nilai penting: bersyukur dan belajar, bahkan di saat-saat paling sulit.

“Kami selalu berusaha menikmati hidup, meski sedang berada dalam situasi sulit. Dalam duka pun, kami mencari cahaya,” tambah pelatih berusia 55 tahun tersebut.

Ikuti perkembangan berita sepak bola Indonesia dan internasional di @bolasport777 dan bolasport77.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *